Wednesday 6 April 2016

Mengarang di Sekolah Dasar



Mengarang di Sekolah Dasar
Menulis merupakan merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang harus dimiliki peserta didik disekolah dasar. Berkembangnya kemampuan menulis peserta didik dapat mengkomunikasikan ide, penghayatan, dan pengalamannya kepada berbagai pihak terlepas dari ikatan waktu dan tempat. Selain itu, peserta didik juga akan memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi perkembangan daya nalar, sosial, emosionalnya, berfikir kritis dan kreatif melalui pengajaran menulis.
Kegiatan mengarang disekolah dasar tidak memiliiki tingkat kesulitan seperti yang diajarkan dalam tingkatan SLTP dan SLTA ataupun sekolah yang sederajat. Selain belum mengenal jenis-jenis karangan seperti narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi, kegiatan mengarang di tingkat sekolah dasar juga masih diwarnai dengan kesederhanaan materi dan secara tidak langsung hal tersebut berkaitan dengan peserta didik.
Mengarang di Sekolah Dasar ditandai dengan realita khas, yaitu perlunya sebuah gambar sebagai penuntun daya asosiasi peserta didik. Pembelajaran menulis lanjut disekolah dasar, menekankan pada pelatihan penelitian atau penyusunan kalimat dengan ejaan yang tepat dan benar. Nursito (2005:79),
Pentingnya sebuah latihan dan memperbanyak reverensi sebuah bacaan akan mengembangkan inspirasi peserta didik dalam mengarang untuk menjadi sebuah karangan yang dapat dikategorikan baik di tingkat sekolah dasar. Sebuah karangan yang baik menuntut penggunaan aspek kebahasaan yang baik. Menurut Djago Tarigan (2009) secara umum penggunaan aspek kebahasaan yang perlu diperhatikan dalam menyusun sebuah paragraf meliputi; “Penelitian huruf, penelitian kata, penelitian kata serapan, tanda baca, pembentukan kata, penyusunan kalimat”.
Kesederhanaan bentuk penelitian karangan peserta didik terlihat pada kompetensi dasar yang diharapkan diperoleh peserta didik dalam menulis sebuah karangan. Hasil belajar yang diharapkan diperoleh dalam pembelajaran menulis karangan pada peserta didik kelas V adalah peserta didik dapat menulis karangan berdasarkan gambar yang diacak (Hanif Nurcholis dan Mafrukhi; 2005:1).
Mengembangkan keterampilan mengarang pemula untuk tingkat dasar seperti peerta didik kelas V memerlukan beberapa tips. Menurut Akmal (2007) ada 8 langkah sederhana menulis karangan bagi pemula yaitu: (a) Membaca, (b) Mencatat poin-poin penting, (c) Menuliskannya, (d) Menyusun kembali, (e) Meminta masukan, (f) Merevisi, (g) Membuat salinan, (h) Mengirimkan ke penerbit.
Banyak cara yang dilakukan pendidik untuk membuat peserta didik dapat memahami tentang keterampilan mengarang. Karena, terampilnya mengarang dapat dipengaruhi tingkat pemahaman atau penguasaan materi tentang mengarang yang baik peserta didik. Sehingga pendidik harus menentukan cara yang paling tepat untuk mengajarkan tentang mengarang.
Menurut Djago tarigan (2009), “Penggunaan atau pemilihan cara ditentukan pada beberapa faktor yaitu: usia, kesiapan peserta didik, tingkat pendidikan peserta didik, bahan, alat bantu, serta situasi”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat peneliti simpulkan bahwa mengarang di Sekolah Dasar menggunakan media gambar sebagai realita yang khas untuk mengembangkan hasil karangannya. Selain dari pada itu, mengarang di Sekolah Dasar belum mengenal berbagai macam jenis paragraf yang diajarkan pada sekolah lanjutan.
Daftar Pustaka
Djago Tarigan, 2009, Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya, Bandung: Angkasa Bandung
Hanif Nurcholis & Mafrukhi, 2005, Saya Senang Berbahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas V, Jakarta: Erlangga
M. Akmal, 2007, Nulis Yuk! Novel dan Cerpen bagi Pemula, Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Nursito, 2005, Penuntun Mengarang, yogyakarta: Adi Cita

No comments:

Post a Comment