Monday 11 April 2016

Pengertian Dinamika Kelompok



Dinamika Kelompok
Adanya kerja sama tidak menutup kemungkinan adanya dinamika dalam sebuah kelompok. Adanya kerja kelompok tidak terlepas dari adanya dinamika sebuah perbedaan dalam kelompok. Menurut Robert Baker (Abu Huraeroh & Purwanto, 2005:33), dinamika kelompok adalah:
Arus informasi dan pertukaran-pertukaran pengaruh antar anggota-anggota kolektif sosial. Pertukaran-pertukaran ini dapat diubah oleh para pemimpin kelompok atau para ahlli pertolongan dan digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya yang menguntungkan bagi anggota-anggota kelompoknya.
Sependapat dengan pengertian dinamika kelompok di atas Menurut W.S. Winkel (Abu Huraeroh dan Purwanto; 2005:33), dinamika kelompok adalah:
Beberapa cara, antara studi tentang kekuatan-kekuatan sosial dalam suatu kelompok yang memperlancar atau menghambat proses kerja sama dalam kelompok, metode-metode dan teknik-teknik yang dapat diterapkan apabila jumlah bekerja sama dalam kelompok, misalnya bermain berperan role playing dan observasi, terhadap jalannya proses kelompok dan memberi umpan balik feed back, serta cara-cara mengenai organisasi dan pengelolaan kelompok-kelompok.
Dinamika kelompok berkaitan dengan konteks sosial suatu kelompok yang berfungsi untuk membantu individu dan kelompok, sehingga memungkinkan mereka secara bersama memiliki pola-pola merasakan, menilai, berfikir, dan bertindak. Menurut Cartwrigh & Zander (Abu Huraeroh & Purwanto, 2005:34), mengemukakan bahwa “dinamika kelompok adalah suatu cara yang berkaitan dengan ideologi politik di mana kelompok harus diorganisasikan dan dikelola”.
Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang terlibat dalam sebuah kelompok. Menurut Iwan Purnawan dan Hidayat,(20 Maret 2010). Fungsi dari dinamika kelompok tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.    Membentuk kerjasama antar anggota kelompok dan saling menguntungkan dalam mengatasi setiap persoalan yang dihadapi.
b.    Memudahkan segala pekerjaan karena melibatkan pemikiran semua anggota kelompok .
c.    Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efesien. Dalam bekerja masing-masing anggota memiliki peran yang disesuaikan dengan kemampuannya dalam memecahkan setiap permasalahan.
d.    Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan, setiap individu memiliki hak dan kewajiban dalam menyampaikan masukan dan menjalankan tugasnya sesuai dengan peran di dalam kelompoknya.
Setiap kegiatan kerja kelompok tentunya terdapat tujuan dari kelompok agar kegiatan dapat terarah dengan baik, setiap tujuan kelompok yang dibuat hendaknya  disepakati oleh semua anggota kelompok agar tidak terjadi perselisihan dalam anggota kelompok. Menurut Johnson & Johnson(Abu Huraerah & Purwanto, 2005:58), menjelaskan bahwa suatu tujuan kelompok yang efektif  harus memiliki aspek-aspek sebagai berikut:
1.    Tujuan tersebut dapat didefinisikan secara operasional, dapat diukur, dan diamati.
2.    Tujuan tersebut mempunyai makna bagi anggota kelompok yang relevan, realistik, dapat diterima, dan dapat dicapai.
3.    Anggota-anggota kelompok mempunyai orientasi terhadap tujuan yang telah ditetapkan.
4.    Adanya keseimbangan tugas-tugas dan aktivitas-aktivitas dalam mencapai tujuan individu dan tujuan kelompok itu sendiri.
5.    Apabila terjadi konflik yang berkaitan dengan tujuan dan tugas-tugas kelompok dapat diselesaikan dengan baik.
6.    Tercapainya tingkat koordinasi di antara anggota-anggota kelompok
7.    Tujuan tersebut bersifat menantang dan menarik serta mempunyai resiko kegagalan yang kecil dalam pencapaiannya.
8.    Tersedianya sumber-sumber yang diperlukan untuk melakukan untuk melaksanakan tugas-tugas dan tujuan kelompok.
9.    Adanya kemudahan untuk menjelaskan dan mengubah tujuan kelompok.
10.                        Seberapa lama waktu yang perlukan oleh suatu kelompok untuk mencapai tujuan kelompok (Carolina Nitimihardjo dan Jusman Iskandar, 1993:43-44).

Pengembangan dan pemeliharaan kelompok berkaitan dengan segala sesuatu yang harus ada di dalam kelompok tersebut. Menurut Abu Huraerah dan Purwanto  (2005:60), di dalam kerja kelompok hendaknya terdapat:
1.    Pembagian tugas yang jelas disesuaikan dengan kemampuan
2.    Kegiatan yang terus-menerus dan teratur
3.    Ketersediaan fasilitas yang mendukung dan memadai
4.    Peningkatan partisipasi anggota kelompok
5.    Adanya jalinan komunikasi antar anggota kelompok
6.    Adanya pengawasan dan pengendalian kegiatan kelompok
7.    Timbulnya norma-norma kelompok
8.    Adanya proses sosialisasi kelompok
9.    Kegiatan untuk menambah anggota baru dan mempertahankan anggota yang lama.

Kegiatan kerja kelompok pada saat proses pembelajaran, agar lebih efektif  dan semua aktivitas dapat berjalan dengan baik. Hendaknya segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh setiap anggota kelompok memiliki tujuan dan harapan yang jelas. Menurut Carolina Nitimihardjo & Jusman Iskandar (Abu Huraerah & Purwanto; 2005:62) sebagai berikut:
1.    Aktivitas pencapaian tujuan kerja jelas dan dapat diterima oleh anggota kelompok.
2.    Aktivitas memelihara kekompakan dalam kelompok dilakukan secara internal.
3.    Aktivitas mengubah dan mengembangkan cara meningkatkan keefektifan kelompok dilakukan oleh anggota kelompok.
Kerja kelompok yang efektif didalamnya terdapat keterampilan untuk mengatasi atau menghilangkan setiap permasalahan yang muncul dalam kelompok. Setiap permasalahan yang muncul agar dapat terselesaikan maka perlu adanya kerjasama yang efektif dengan melibatkan setiap anggota kelompok. Supaya dalam kerja kelompok terdapat kerja sama yang efektif, Floyd Ruch (Santosa; 1992:53-54), mengemukakan prinsip-prinsip kerjasama yang baik adalah sebagai berikut:
1.    Suasana kelompok
Suasana kelompok yang dimaksud adalah kondisi yang mengakibatkan tiap anggota kelompok merasakan kenyamanan tinggal di dalam kelompok tersebut. Suasana yang dimaksud menyangkut:
a.    Keadaan fisik tempat, yang didalamnya tersedia seperti fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan oleh setiap anggota.
b.    Rasa aman
Rasa aman menyangkut ketentraman anggota untuk tinggal di dalam kelompoknya, ketentraman ini meliputi beberapa aspek antara lain sebagai berikut:
(1). Tidak ada ancaman
(2). Tidak ada rasa saling mencurigai
(3). Tidak ada permusuhan dan pengucilan
2.    Kepemimpinan bergilir
Kepemimpinan yang bergilir ini berarti adanya pemindahan kekuasaan untuk mengendalikan dan pengawasan terhadap kelompoknya. Dengan demikian tiap anggota yang diberi kekuasaan akan dapat mengetahui kemampuan mereka masing-masing dan lebih dari itu akan menanamkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap kelompok secara keseluruhan baik pada saat menjadi pemimpin maupun sebagai anggota kelompok.
3.    Perumusan tujuan
Tujuan yang dimaksud adalah tujuan bersama, yang menjadi arah kegiatan bersama, karena tujuan ini merupakan integrasi dari tujuan individu masing-masing.

4.    fleksibilitas
Segala sesuatu yang menyangkut kelompok seperti suasana, tujuan, kegiatan, dan sebagainya dapat mengikuti perubahan yang terjadi tanpa adanya pengorbanan.
5.    Mufakat
Dengan adanya mufakat semua perbadaan dan permasalahan yang ada dalam kelompok dapat teratasi dengan baik sehingga dapat tercapai keputusan yang memuaskan bagi semua anggota kelompok. Dilain pihak dengan mufakat berfungsi untuk merencanakan kegiatan kelompok secara bersama dan mencari penyelesaian yang sebaik-baiknya apabila kelompok mengalami hambatan.
6.    Kesadaran anggota kelompok
Adanya peranan , fungsi, dan kegiatan masing-masing anggota dalam kehidupan berkelompok, maka tiap-tiap anggota kelompok pasti timbul rasa kesadarannya terhadap kelompoknya, terhadap sesama anggota kelompok dan memelihara hubungan satu dengan yang lain.
7.    Penilaian yang bersifat kontinyu
Kelompok yang baik seringkali mengadakan penilaian secara kontinyu terhadap perencanaan kegiatan, dan pengawasan kelompok, sehingga dapat diketahui tercapai tidaknya tujuan kelompok. Selain itu akan dapat diketahui semua motivasi dan hambatan yang dialami anggota dalam mencapai tujuan kelompok Santosa (Abu Huraerah & Purwanto; 2005:63-64)
Ideologi ini menekankan pentingnya kepemimpinan demokrasi, partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan serta mewujudkan aktivitas kerja sama individu masyarakat dalam kelompok. Mewujudkan kerja kelompok yang baik bukanlah hal yang mudah. Adapun ciri-ciri dalam kerja kelompok, menurut Soetarno (Abu Huraerah & Purwanto, 2005:6-8), mengklasifikasikan ciri-ciri kelompok sebagai berikut:
1.    Adanya motif yang sama
Dengan adanya motif yang sama maka akan memperkokoh kekuatan kerja sama antar anggota kelompok dalam menyelesaikan materi maupun permasalahan yang terjadi dalam lingkup antar anggota kelompok, dengan demikian setiap anggota kelompok akan mengedepankan setiap tugas dan peran sebagai anggota belajar kelompok.
2.    Adanya sikap in-group dan out-group
Sikap yang ditunjukan berbeda antara anggota kelompok sendiri dengan kelompok lain, seseorang akan lebih mementingkan kepentingan kelompok sendiri dibandingkan dengan kepentingan kelompok lain, dengan demikian setiap anggota memiliki hak yang sama dan mengedepankan rasa tanggung jawab yang tinggi baik sebagai makhluk individu maupun anggota kelompok belajar.
3.    Adanya solidaritas
Rasa kesetiakawanan yang tinggi antar anggota kelompok, antar anggota kelompok akan selalalu mendukung dan percaya atas kemampuannya dalam menyelesaikan setiap permasalahan, atau tugas yang diberikan kepadanya, dengan demikian setiap tugas yang dibahas akan dikerjakan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
4.    Adanya struktur anggota kelompok
Pembagian tugas harus jelas disesuikan dengan kemampuan masing-masing individu, dengan demikian anggota kelompok baik yang diberikan tugas sebagai pemegang jabatan fungsional dan para anggota kelompok tersebut mampu menjalankan setiap tugas yang diberikan kepadanya. 
5.    Adanya norma kelompok
Segala bentuk peraturan yang dibuat dan disepakati wajib dilaksanakan oleh semua anggota kelompok tanpa terkecuali, dengan demikian akan menghindarkan rasa kecemburuan karena setiap individu memiliki tugas dan kewajiban yang sama untuk kepentingan dan tujuan kelompok belajar tersebut.

Rujukan
Huraeroh Abu, & Purwanto , 2005. Dinamika Kelompok, Bandung: Refika Aditama.
Santosa Slamet, 1992. Dinamika Kelompok, Jakarta: Bumi Angkasa.


No comments:

Post a Comment