Tuesday 26 April 2016

Faktor yang Mempengaruhi Belajar



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor yang terdapat dalam diri peserta didik (faktor intern) dan faktor yang terdiri dari luar peserta didik (faktor ekstern), (Nana Sudjana 1995 : 39). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah sebagai berikut :
1)   Faktor Intern
         Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kondisi fisiologis dan psikologis.
      a)      Kondisi Fisiologis
       Berupa kondisi fisik secara umum yang mempengaruhi belajar seseorang, seperti keadaan jasmani dan kebutuhan gizi dan kondisi panca indera.
b)     Kondisi Psikologis
                  (1)  Kecerdasan/Intelegensi
                                   Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebayanya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu peserta didik dengan peserta didik yang lainnya, sehingga seseorang peserta didik pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang peserta didik mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.
(2)  Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya, sehubungan dengan bakat ini dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

(3)   Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat peserta didik lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang peserta didik didalam menerima pelajaran di sekolah peserta didik diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
(4)   Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan peserta didik untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang peserta didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
               2)  Faktor Ekstern   
a)      Lingkungan Keluarga
(1)   Sosial ekonomi keluarga
Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah.
(2)   Pendidikan Orang tua
Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah.
(3)   Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga
Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat berpretasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak langsung, seperti hubugan keluarga yang harmonis.
b)      Lingkungan Sekolah
(1)   Sarana dan prasarana
         Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP akan membantu  kelancaran proses belajar mengajar di sekolah; selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar.
(2)   Kompetensi guru dan peserta didik
         Kualitas guru dan peserta didik sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seorang peserta didik merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di sekolah terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang berkualitas , yang dapat memenihi rasa ingintahuannya, hubungan dengan guru dan teman-temannya berlangsung harmonis, maka peserta didik akan memperoleh iklim belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, ia akan terdorong untuk terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya.
(3)   Kurikulum dan metode mengajar
Pada aspek ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut kepada peserta didik. Metode pembelajaran yang lebih interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran serta peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. hal ini merupakan peran guru sebagai ujung tombak pembelajaran.  Jika guru mengajar dengan arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin tinggi, luwes dan mampu membuat peserta didik menjadi senang akan pelajaran, maka hasil  belajar peserta didik akan cenderung tinggi, paling tidak peserta didik tersebut tidak bosan dalam mengikuti pelajaran.
c)      Lingkungan Masyarakat
a)      Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut.
b)      Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahapeserta didik, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.

Rujukan
Nana Sudjana, (1995), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido.

Saturday 23 April 2016

Kemampuan Membaca di SD



Kemampuan Membaca di SD
Pengertian Membaca di SD
Peserta didik pada kelas III Sekolah Dasar mampu membaca bukan karena secara kebetulan atau didorong oleh inspirasi, tetapi karena diajar. Membaca bukanlah kegiatan alamiah, tetapi seperangkat komponen yang dikuasai dan bertahap. Membaca merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, karena membaca tidak hanya untuk memperoleh  informasi, tetapi berfungsi sebagai alat untuk memperluas pengetahuan bahasa seseorang. Dalam hal ini William S. Gray (I Gusti Ngurah Oka, 2005:34) “Menekankan bahwa membaca adalah tidak lain dari pada kegiatan pembaca menerapkan sejumlah keterampilan mengolah tuturan tertulis (bacaan) yang dibacanya dalam rangka memahami bacaan”. Kemudian Chaplin (2008:56) mengemukakan bahwa “Membaca adalah sebagai kegiatan seseorang untuk memperoleh pengetahuan melalui sumber-sumber tekstual, seperti buku, artikel, koran dan sebagainya, dengan menggunakan mata atau pandangan sebagai alat utamanya”. Menurut Dessy Anwar (2003:265) membaca adalah “Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melaksanakan atau hanya dalam hati”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa membaca adalah suatu kegiatan dari pembaca dalam menerapkan suatu keterampilan mengolah tuturan tulisan atau bacaan yang dibacanya dalam rangka memahami bacaan untuk dapat memperoleh informasi dan pengetahuan dengan melalui sumber-sumber tekstual seperti buku, artikel, koran dan sebagainya.

Rujukan

Chaplin J. P, (2008), Membaca Untuk Mengembangkan Pengetahuan, Jakarta: Bineka Cipta.
Anwar, Dessy (2003), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru, Surabaya: Amelia
Oka, I Gusti Ngurah, Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat, (2005), http://www.id froms.wordpress.com diakses 03 Maret 2013


Monday 18 April 2016

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca



Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca. Adapun faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca menurut Lamb dan Arnold, (dalam Farida Rahim, 2006:16 ), yaitu:
a.    Faktor fisiologis
Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologist, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya belajar membaca.
b.   Faktor intelektual
Secara umun, intelegensi anak tidak sepunuhnya mempengaruhi berhasil tidaknya anak dalam membaca. faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga turut mempengaruhi kemampuan membaca anak.
c.  Faktor lingkungan
1.      Latar Belakang dan Pengalaman Anak di Rumah
Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan bahasa anak. Kondisi di rumah mempengaruhi pribadi dan penyesuaian diri anak dalam masyarakat. Kondisi itu pada gilirannya dapat membantu anak, dan juga dapat menghalangi anak belajar membaca. Anak yang tinggal dalam rumah tangga yang harmonis, rumah yang penuh dengan cinta kasih, yang orang tuanya memahami anak-anaknya, dan mempersiapkan mereka dengan rasa harga diri yang tinggi, tidak akan menemukan kendala yang yang beralti dalam membaca.
2.      Sosial Ekonomi
Faktor sosial ekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah peserta didik. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa status sosial ekonomi peserta didik mempengaruhi kemampuan verbal peserta didik. Semakin tinggi status sosial ekonomi peserta didik semakin tinggi kemampuan verbal peserta didik. Anak-anak yang mendapat contoh bahasa yang baik dari orang tua dewasa serta orang tua yang berbicara dan mendorong anak-anak mereka berbicara akan mendukung perkembangan bahasa dan intelegensi anak. Begitu pula dengan kemampuan membaca anak.


Rujukan
Farida Rahim, 2006. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Metode membaca permulaan



Metode membaca permulaan
Bagi siswa kelas rendah (I dan II), penting sekali uru menggunakan metode membaca. Depdiknas, (2004:4) menawarkan berbagai metode yang diperuntukan bagi peserta didik, antara lain :
a.    Metode eja adalah belajar  membaca yang dimulai dari mengeja huru demi huruf. Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan harpiah. Peserta didik mulai diperkenalkan dengan lambang-lambang huruf. Pembelajaran metode Eja terdiri dari pengenalan huruf atau abjad A sampai dengan Z dan pengenalan bunyi huruf atau fonem.
b.    Metode kata lembaga didasarkan atas pendekatan kata, yaitu cara memulai mengajarkan membaca dan menulis permulaan dengan menampilkan kata-kata.
c.    Metode global adalah belajar membaca kalimat secara utuh. Adapun pendekatan dalam metode ini adalah pendekatan kalimat. Selanjutnya, metode SAS didasarkan atas pendekatan cerita.
d.   Metode pembelajaran diatas dapat diterapkan pada peserta didik kelas rendah(I dan II) di sekolah dasar. Guru dianjurkan memilih salah satu metode yang cocok dan sesuai untuk diterapkan pada peserta didik.

Menurut hemat penulis, guru sebaiknya mempertimbangkan pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan sebagai berikut:
            a. Dapat menyenangkan
      b. Tidak menyulitkan peserta didik untuk menyerapnya
             c. Bila dilaksanakan, lebih efektif dan efisien
             d. Tidak memerlukan fasilitas dan sarana yang rumit
Salah satu metode pembelajaran membaca permulaan yang akan diangkat dalam tulisan ini adalah metode membaca global. Metode membaca global adalah metode yang melihat segala sesuatu sebagai keseluruhan. Penemu metode ini adalah seorang ahli ilmu jiwa dan ahli pendidikan bangsa Belgia yang bernama Decroly.
Kemudian Depdiknas, (2006:6) mendefinisikan bahwa metode global adalah cara belajar membaca kalimat secara utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan kalimat. Caranya ialah guru mengajarkan membaca dan menulis dengan menampilkan kalimat dibawah gambar. Metode global dapat juga diterapkan dengan kalimat tanpa bantuan gambar. Selanjutnya, peserta didik menguraikan kalimat menjadi kata, menguraikan kata menjadi suku kata, dan menguraikan suku kata menjadi huruf.

Rujukan
Depdiknas, (2003), Undang-Undang Republik Indonesia N0. 20 Tentang sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Biro Hukum dan Organisai Sekjen Depdiknas.